Tempat
Cucak
Rawa bisa dipelihara dengan sangkar kotak dengan ukuran panjang-lebar
45-60 cm dengan tinggi 60-70 cm. Sementara tenggeran atau pangkringan
bisa dibuat dari kayu asam dengan diameter 1,5 cm-2,5 Cm. walau sekarang
banyak tangkringan jadi yang tersedia di pasaran, namun lebih baiknya
gunakan kayu asam untuk tangkringan, kecuali burung tersebut sebelumnya
sudah terbiasa dengan tangkringan jenis yang lainnya. Ada beberapa kasus
juga, Cucak Rawa berhenti berkicau/macet sementara saat menyesuaikan
dengan tangkringannya yang baru.
*Tingkatkan kualitas sangkar*
Tidak semua sangkar dipasaran berkualitas baik. Bisa saja jerujinya
kasar. Hal ini dapat menyebabkan burung menjadi luka terutama bagi
Cucak Rawa hasil tangkapan alam non anakan. Tujuan perbaikan kualitas
sangkar ini tak lain dan tak bukan adalah untuk mencegah luka ada
pangkal paruh dan bagian kaki serta bulu ekor. Untuk melakukan
peningkatan kualitas sangkar bisa dilakukan pengecatan. Warna yang baik
adalah warna cokelat muda ataupun warna yang kalem.
Saran :
belilah/sediakan sangkar terlebih dahulu sebelum membeli burung karena
biasanya walau kondisinya telah halus, namun bau catnya masih menyengat.
Cucilah sangkarnya sekalipun baru untuk menghilangkan bau, kotoran dan
debu.
Cucakrawa yang dipindahkan sangkarnya, dipegang dan
dibawa untuk melakukan perjalanan jauh akan mengalami stress walaupun
hanya dalam skala ringan sekalipun.
Ciri cirinya sbb :
1) gelisah
2) nafsu makan berkurang
3) bulu kepala agak mengembang
4) bergerak naik turun ke dasar sangkar secara berulang-ulang
5) kurang rajin berkicau
Pakan
Sama dengan burung lain pada umumnya, Cucak Rawa memerlukan menu pakan
yang variatif sehingga kecukupan nutrisi, vitamin dan mineralnya. Pakan
yang bagus, selain lengkap nutrisinya seperti protein, karbohidrat, juga
lengkap vitaminnya seperti vitamin A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide)
B6, B12, C dan K3. Selain itu, perlu pula mengandung zat esensial
seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah
salah satu bentuk dari vitamin B) dan Ca-D. Di samping vitamin, perlu
juga kecukupan mineral. Mineral dibutuhkan dalam pembentukan darah dan
tulang, keseimbangan cairan tubuh, fungsi syaraf yang sehat, fungsi
sistem pembuluh darah jantung dan lain-lain. Seperti vitamin, mineral
berfungsi sebagai ko-enzim, memungkinkan tubuh melakukan fungsinya
seperti memproduksi tenaga, pertumbuhan dan penyembuhan. Yang termasuk
mineral yang diperlukan burung Cucak Rawa adalah Calcium, Phosphor,
Iron, Manganase, Iodium, Cuprum, Zinccum, Magnesium, Sodium Chlorin dan
Kalium.
Voer
Sebaiknya pilih yang berkadar
protein sedang yaitu: 12%-18%, belum tentu Voer yang berharga mahal akan
cocok dengan sistem metabolisme setiap burung Cucak Rowo. Voer
diberikan sebagai pelengkap kebutuhan nutrisinya. Selalu ganti dengan
Voer yang baru setiap dua hari sekali.
Buah Segar
Burung ini sangat menyukai buah Pepaya, Pisang Kepok Putih, Apel, Pir,
Tomat dan beberapa buah lainnya. Sebaiknya perbanyak pemberian buah
Pepaya, karena buah Pepaya mengandung vitamin C yang tinggi sehingga
membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Disamping itu, buah Pepaya
sangat mudah dicerna dan sangat cocok dengan sistem metabolisme
rata-rata burung pemakan buah.
EF (Extra Fooding)
Pakan tambahan yang sangat baik yaitu: Jangkrik, Orong-orong, Kroto,
Ulat Hongkong, Ulat Bambu, Kelabang, Belalang dan lainnya. Pemberian EF
harus selalu disesuaikan dengan karakter pada masing-masing burung dan
juga harus mengetahui dengan pasti dampak klausal dari pemberiannya EF
tersebut.
Perawatan
harian untuk burung Cucak Rawa relatif sama dengan burung berkicau jenis
lainnya, kunci keberhasilan perawatan harian yaitu rutin dan konsisten.
Berikut ini Pola Perawatan Harian dan Stelan Harian untuk burung Cucak
Rawa :
1. Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30
burung dimandikan (karamba mandi atau semprot, tergantung pada
kebiasaan masing-masing burung).
2. Bersihkan kandang harian. Ganti atau tambahkan Voer, Air Minum dan buah segar.
3. Berikan Jangkrik 5 ekor pada cepuk EF. Jangan pernah memberikan Jangkrik secara langsung pada burung.
4. Penjemuran dapat dilakukan selama 1-2 jam/hari mulai pukul
08.00-10.00. Selama penjemuran, sebaiknya burung tidak melihat burung
sejenis.
5. Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut diteras selama 10 menit, lalu sangkar dikerodong.
6. Siang hari sampai sore (jam 10.00-15.00) burung dapat di Master dengan suara master atau burung aseli cucakrowo.
7. Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali diteras, boleh dimandikan bila perlu.
8. Berikan Jangkrik 3 ekor pada cepuk EF.
9. Jam 18.00 burung kembali dikerodong dan di perdengarkan suara master selama masa istirahat sampai pagi harinya.
1. Kroto segar diberikan 1 sendok teh maksimal 2x seminggu. Contoh setiap hari Senin pagi dan hari Kamis pagi.
2. Buah segar diberikan rutin setiap hari, dengan format: Hari Senin sampai hari Kamis.
3. Buah Pepaya, hari Jum’at dan hari Sabtu berikan Apel atau Pisang atau buah lainnya.
4. Berikan multivitamin yang dicampur pada air minum seminggu sekali saja.
5. Berikan buah pisang yang yang telah diolesi madu setiap hari Sabtu.
Penanganan jika Cucak Rawa overbirahi
1. Pangkas porsi jangkrik menjadi 2 pagi dan 2 sore.
2. Bisa diberikan 2 ekor ulat bambu dalam 3 hari berturut-turut.
3. Frekuensi mandi dibuat lebih sering, misalnya pagi-siang dan sore.
4. Lamanya penjemuran dikurangi menjadi 30 menit/hari saja.
Penanganan Apabila Burung Cucak Rawa Kondisinya Drop
1. Tingkatkan porsi pemberian jangkrik menjadi 8 pagi dan 4 sore
2. Tingkatkan porsi pemberian kroto menjadi 3x seminggu
3. Mandi dibuat 2 hari sekali saja
4. Burung segera diisolasi,
jangan melihat dan mendengar burung Cucak Rawa lain dahulu
5. Lamanya penjemuran ditambah menjadi 2-3 jam/hari
Perawatan lomba sebenarnya tidak jauh berbeda dengan perawatan harian.
Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu mempersiapkan burung agar
mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan memiliki stamina yang
stabil. Kunci keberhasilan perawatan lomba yaitu mengenal baik karakter
dasar masing-masing burung.
1. H-3 sebelum lomba, jangkrik bisa dinaikkan menjadi 8 ekor pagi dan 4 ekor sore.
2. H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 30 menit saja.
3. 1 Jam sebelum di gantang lomba, berikan jangkrik 3 ekor dan ulat hongkong 10-20 ekor.
Apabila burung akan turun lomba kembali, berikan Jangkrik 1 ekor lagi.
PENTING
1. Jangan memandikan burung pada saat di lapangan, karena dapat membuat birahi burung tersebut menjadi sangat tidak stabil.
2. Berikan kesempatan pada burung untuk beradaptasi sebentar pada suasana lapangan, agar burung tidak kaget.
Perawatan pasca lomba sebenarnya berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung.
1. Porsi EF dikembalikan ke stelan harian.
2. Berikan multivitamin pada air minum pada H+1 setelah Lomba.
3. Sampai H+3 setelah lomba, penjemuran maksimal 30 menit saja.
Untuk burung cucakrowo, sangat jarang terjadi mabung total dan biasanya
hanya nyulam atau ganti bulu secara bergantian. Namun jika terjadi
burung mengalami masa nyulam dengan banyak bulu yang berjatuhan, maka
perlu dilakukan treatmen mabung. Seperti apakah treatmen mabung itu?
Masa mabung (moulting) merupakan masa yang sangat menuntut perhatian
penghobi burung. Bulu yang hilang dan digantikan selama masa mabung atau
meranggas ini menyerap 25% dari total protein yang ada di dalam tubuh
burung. Inilah mengapa selama masa mabung perlu ditambahkan juga protein
sebesar seperempat total protein dalam tubuh burung. Bulu-bulu dan
selongsong bulu terdiri atas lebih dari 90% protein, khususnya protein
yang disebut keratins. Protein bulu berbeda dengan protein pada tubuh
dan telur serta memerlukan jumlah proporsional yang berbeda atas asam
amino (pembangun sel atau blok protein). Burung harus mengonsumsi
makanan dengan kandungan asam amino jenis ini kemudian menyerap dan
disimpan sebagai protein (keratin) khusus bagi keperluan pertumbuhan
bulu. Proses ini sangat penting bagi burung dan tubuh burung harus
bekerja ekstra untuk mendapatkan gizi yang cukup untuk membentuk bulu
secara sempurna.
Ketika burung mabung, mereka juga memerlukan
energi yang besar untuk memproduksi bulu baru. Keperluan energi yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, menyebabkan burung harus
mengonsumsi lebih banyak makanan selama meranggas untuk dapat
mempertahankan pertumbuhan bulu baru. Untuk diketahui saja, energi yang
diperlukan burung selama masa mabung sebesar dua setengah kali lebih
banyak ketimbang burung yang sedang memproduksi telur (lihat misalnya
penjelasan pada “Moulting in Bird”
Faktor-faktor yang berpengaruh pada masa mabung tidak bisa sepenuhnya
dipahami, karena sangat kompleks. Umur burung, musim saat mabung, cuaca
harian, kadar hormon dan siklus perkembangbiakan, semua menjadi faktor
penentu bagi keberhasilan atau kegagalan burung melewati masa mabung.
Hal yang paling utama untuk diingat adalah bahwa pada saat burung
mabung, Anda harus memberikan suplai pakan yang cukup sehingga mereka
bisa mengembangkan bulu-bulu sesempurna mungkin. Untuk menyediakan
protein yang diperlukan untuk peningkatan produksi bulu, Anda harus
meningkatkan asam amino yang mengandung sulfur seperti metionin dan
sistin. Protein seperti itu bisa ditemukan di dalam daging hewan. Daging
dapat diberikan kepada kebanyakan burung yang sedang mabung dalam
jumlah kecil plus pemberian suplemen makanan yang baik. Suplemen
multivitamin dan multimineral yang baik seharusnya mengandung berbagai
vitamin dan mineral serta asam amino untuk memungkinkan tumbuhnya bulu
secara normal.
Meskipun pada umumnya mabung berjalan normal,
ada beberapa hal yang sering mengganggu masa mabung burung, khususnya
tumbuhnya bulu yang tidak merata atau bahkan ada bulu yang tidak rontok
(sekadar nyulam).
Waktu Maksimal ganti bulu adalah antara 6-7
minggu. Bila melebihi batasan waktu tsb, pasti ada yang salah dalam
perawatan maupun gangguan yang diterima burung terlalu banyak. Seperti
burung jenis yang lainnya, pertumbuhan bulu memerlukan asupan gizi yang
lebih dibandingkan pada saat perawatan hariannya. Bila ada Cucak Rawa,
berarti porsi jangkriknya yang lebih banyak.
Pemberian makanan
porsi extra ini, selain sebagai asupan untuk pertumbuhan bulu, juga
mempunyai tujuan untuk menjaga kondisinya agar tetap stabil serta
setelah pergantian bulu ini kulitas suaranya menjadi lebih baik.
Umumnya, setelah ganti bulu, maka kualitas mental dan kualitas suara
burung akan menjadi lebih baik.
1. Penyakit - Penyakit yang disebabkan virus circovirus (Beak and
Feather Disease) dan virus polyoma adalah penyakit paling umum yang
menyebabkan burung kesulitan memproduksi bulu. Psittacosis kronis,
gangguan parasit dan infeksi bakteri pada usus dapat pula menyebabkan
bulu burung sulit tumbuh.
2. Gizi buruk – Sebagaimana digambarkan di
atas, persyaratan untuk berlangsungnya produksi bulu secara normal
memang sangat banyak, dan karenanya makanan yang kurang gizi bisa
3. menyebabkan tumbuhnya bulu yang tidak berkualitas (mudah patah, mudah kusam, melintir/ keriting dan sebagainya).
4. Kimiawi – penggunaan bahan kimiawi sering menyebabkan bulu tumbuh
tidak sempurna atau bahkan merusak bulu. Salah satu contohnya adalah zat
pembasmi cacing pada merpati yang dikenal sebagai Mebendazole. Bahan
kimia ini akan menyebabkan bulu burung melintir jika diberikan semasa
burung mabung.
5. Stres – Hal ini terjadi terutama untuk burung yang
disuapi/loloh dengan tangan manusia. Tangan manusia menyebabkan bulu
baru tidak bisa berkembang sempurna dan sebagainya.
Apa yang perlu Anda lakukan agar burung dapat memiliki bulu baru sebaik mungkin?
Pertama, menyingkirkan segala cacing, kutu, mikroba pengganggu dan parasit lainnya.
Kedua, pastikan tidak satupun dari burung Anda menjadi pembawa virus bibit penyakit, misalnya Polyoma.
Ketiga, berikan gizi yang cukup selama burung meranggas/mabung dengan
pakan yang bagus. Hanya saja perlu diingat bahwa pakan yang bagus bukan
berarti pakan yang banyak, sebab terlalu banyak pakan yang hanya
mengandung karbohidrat misalnya, hanya akan membuat burung kekurangan
gizi meski secara fisik terlihat gemuk.
Jika Anda telah
melakukan semua hal di atas dan masih mengalami masalah dengan kualitas
bulu Anda perlu berbicara dengan dokter hewan khusus burung.http://budidayanews.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar